Posted on Juni 20, 2016 by Aiko Sumichan
Hubungan antara World Communion of Reformed Churches (WCRC) dengan Gereja Katolik Roma diperluas dan diperdalam melalui rangkaian pertemuan di Vatikan pada hari Jumat, 10 Juni. Delegasi dari WCRC dan Gereja Katolik Roma, termasuk Paus Fransiskus, menemukan banyak hal yang patut dirayakan sekaligus adanya kebutuhan mendalam untuk dapat bekerjasama dengan lebih baik lagi.
“Mendapatkan tanggapan yang baik dari Paus Fransiskus untuk mempertegas misi kita bersama merupakan sukacita sekaligus pencapaian misi,” kata Chris Ferguson, Sekretaris Umum WCRC.
Dalam sambutan resminya kepada Paus Fransiskus, Ferguson menyatakan bahwa pertemuan-pertemuan ini terlaksana dengan adanya “sukacita dan kebutuhan darurat”. “Sukacita kami berasal dari kesadaran bahwa melalui pengakuan akan kesalahan dan dialog kita bertumbuh semakin dekat ke dalam kesatuan yang merupakan anugerah Kristus bagi Gereja, sehingga setiap orang dapat percaya,” demikian kata Ferguson, menggarisbawahi kemajuan yang telah tercapai melalui dialog-dialog resmi dan proses bersama untuk terlibat dalam Deklarasi Bersama mengenai Doktrin Pembenaran (Joint Declaration on the Doctrine of Justification/JDDJ).
“Bersama-sama kami merayakan tindakan Anda merangkul Gereja Waldensian dan adanya usaha-usaha lain dari kedua belah pihak kita untuk mengatasi perpecahan melalui pengakuan akan kesalahan dan dialog yang saling menghormati,” tambah Ferguson. “Hari ini kami datang untuk mengkonfirmasi kembali dengan sepenuh hati visi ekumenis tersebut dan komitmen kita untuk kesatuan yang nyata dan kesaksian Kristen.”
“Dan sekarang, hal yang mendesak!” Ferguson melanjutkan. “Dikirim dalam Roh kasih dan kepedulian Tuhan, kita tidak dapat bersikap ragu-ragu, melainkan harus mengambil keputusan untuk bergerak maju bersama-sama menghadapi bahaya dan penderitaan yang tengah dialami dunia ini dan penduduknya.” Ferguson menyebutkan adanya kesamaan antara komitmen WCRC dan Gereja Katolik Roma terhadap keadilan sosial, dengan merujuk kepada Konfesi Accra dan Laudato Si.
“Iman kita kepada Yesus memaksa kita untuk hidup dengan menunjukkan kepedulian kepada sesama melalui tindakan konkrit yang mampu memengaruhi gaya hidup kita, hubungan-hubungan yang kita bangun, dan dunia di sekitar kita,” kata Paus Fransiskus dalam sambutan yang telah disiapkannya untuk delegasi WCRC. “…Ada banyak area di mana jemaat Reformed dan Katolik dapat bekerja bersama-sama untuk menjadi saksi kasih dan kepedulian Tuhan, yang merupakan obat untuk kebingungan dan ketidakpedulian yang tampaknya melingkupi kita.”
“Ada kebutuhan yang mendesak untuk sebuah ekumenisme yang selain melakukan dialog teologis untuk menyelesaikan persoalan perbedaan doktrin tradisional antara orang-orang Kristen juga mengedepankan misi bersama pemberitaan Injil dan pelayanan,” kata Paus Fransiskus.
“Kita memang perlu diskusi teologis,” Jerry Pillay, Presiden WCRC, menyetujui, “namun kita juga perlu berbicara mengenai pelayanan dan kesaksian kita di tengah dunia. Saya kira karena adanya visi bersama ini, kita dapat terhubung dengan lebih erat dan bekerja bersama-sama.”
Delegasi WCRC juga bertemu dengan anggota Dewan Kepausan delegation also met with members of the Dewan Kepausan untuk Memajukan Persatuan Kristiani (DKMPK) dan Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian (DKKP).
WCRC sebelumnya telah mengadakan rangkaian dialog dengan DKMPK. Dialog yang keempat tengah menyelesaikan tugasnya dengan sebuah laporan – Pembenaran dan Sakramentalitas: Komunitas Kristen sebagai Agen Keadilan – yang akan dirilis tahun depan.
Begitu laporan ini selesai, laporan ini dapat berguna “bagi gereja-gereja kita untuk mengembangakan semangat yang akan kembali terbuka untuk kerjasama yang lebih konkrit – dalam pengeritan bahwa ketika kita berbicara mengenai keadilan dan mengambil tindakan, kita harus mempertimbangkan hubungan antara yang universal dengan yang lokal, yang menjadi tempat di mana penerapan praktis ini dapat sungguh-sungguh terwujud,” kata Uskup Brian Farrell, Sekretaris DKMPK.
“Ada pengharapan bahwa fase keempat ini mendorong kemajuan dan mengemukakan pertanyaan untuk masa depan,” kata Aruna Gnanadason, Konsultan WCRC untuk teologi. “Fase ini menekankan bahwa diskusi kita dapat mengangkat cara mewujudkan kesatuan yang lebih nampak daripada sekedar membahas isu-isu doktrinal, dan kita bersama-sama bergerak menuju kerjasama yang lebih praktis. Kami bersemangat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.”
“Keterlibatan WCRC dalam JDDJ sangat penting bagi kami juga,” kata Kardinal Kurt Koch, Presiden DKMPK. “Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting untuk dialog kita di masa mendatang. Ada banyak pertanyaan yang perlu diperdalam dalam dialog lebih lanjut serta bagaimana kita dapat menjadi saksi bersama.”
“Kami melihat 2017 sebagai kesempatan yang luar biasa untuk dapat mengatakan bahwa ini adalah tanda kesatuan yang nyata dan persetujuan bahwa kita dapat maju dan bekerja bersama-sama,” kata Pillay. “Kami memahami bahwa Reformasi dengan keragamannnya, dengan banyaknya peristiwa terkait – Luther, Calvin, Zwingli, Knox – dan kesatuan menjadi bagian penting dari semua itu.”
Pertemuan dengan DKKP berfokus pada area-area kemungkinan kerjasama dalam isu yang dihadapi kedua belah pihak, sementara kedua pihak saling berkenalan. Diskusi yang sangat luas termasuk pembahasan mengenai “ekonomi kehidupan,” “wirausaha yang bijak,” dan cara-cara lain di mana perkembangan teologis dapat membantu terjaminnya keikutsertaaan semua pihak dan penatalayanan ciptaan Allah – dengan banyak perbandingan yang ditemukan antara Konfesi Accra dan Laudato Si.
“Ada banyak tempat yang potensial untuk kerjasama, baik secara praktis, sistematis, dan teologis,” kata Dora Arce Valentin, Sekretaris Eksekutif WCRC untuk Keadilan dan Kerjasama. “Kami yakin bahwa kesempatan hari ini untuk saling memahami dengan lebih baik dalam hal keadilan dan perdamaian akan membangun jala bersama untuk merespon secara kenabian atas panggilan bersama kita untuk menjadi saksi Yesus Kristus, membangun Kerajaan-Nya saat ini dan di tengah dunia yang begitu dikasihi Tuhan ini.”
Delegasi lengkap WCRC terdiri atas: Pdt. Dr. Jerry Pillay, Presiden WCRC; Pdt. Chris Ferguson, Sekretaris Umum WCRC; Pdt. Dora Arce Valentin, Sekretaris Eksekutif WCRC untuk Keadilan; Dr. Aruna Gnanadason, Konsultan WCRC untuk Teologi; Pnt. Gabriela Mulder, Presiden AIPRAL (Alianza de Iglesias Presbiterianas y Reformadas de América Latina y el Caribe); Pdt. Eugenio Bernardini, moderator dari Tavola Valdese; dan Phil Tanis, Sekretaris Eksekutif WCRC untuk Komunikasi.
Category: Berita, Slider (ID) Tags:
Copyright © 2024 · All Rights Reserved · World Communion of Reformed Churches
NonProfit Theme v4 by Organic Themes · WordPress Hosting · RSS Feed · Privacy Policy · Masuk